Pengalaman sedekah penulis dalam mempraktekkan ilmu
sedekah bisa dibilang belum terlalu banyak. Memang banyak sekali godaan
yang sering mengganggu pada waktu ingin bersedekah seperti : sedekah koq
banyak-banyak, udah capek-capek cari duit koq malah disedekahin dan lain-lain. Tetapi
penulis sadar bahwa sedekah itu adalah amalan yang harus selalu dipupuk, Ikhlas
itu harus dipelajari dengan cara diamalin. Jadi seringkali penulis memaksa diri
sendiri untuk terus bersedekah, walaupun kadang sampai kepikiran terus (mungkin
belum ikhlas). Dan satu yang penulis rasain setelah melakukan amalan sedekah
adalah penulis tidak pernah merasa kekurangan materi, walaupun uang pas mau
habis tetapi ada saja rezeki yang terus datang, Alhamdulillah. Oke, pada
artikel kali ini penulis ingin berbagi tentang pengalaman sedekah yang pernah
penulis alamin semoga bisa memberi inspirasi bagi anda.
Mendapat jodoh gara-gara sedekah
Pada waktu itu saya
adalah seorang pemuda yang belum menikah dalam keadaan merantau dan sudah
mempunyai penghasilan tetap. Sebenarnya saya sudah lama mempunyai niat untuk
berkeluarga mengingat penghasilan sudah mapan dan usia juga sudah cukup matang.
tetapi memang jodoh belum mendekat dan pengalaman saya membina hubungan dengan
beberapa gadis selalu kandas. Itulah yang membuat saya jadi males untuk membina
hubungan lagi. Dalam tiap selesei sholat saya selalu berdoa agar diberi jodoh
yang terbaik. Waktu itu pun saya belum terlalu tahu mengenai ilmu sedekah,
tetapi alhamdulillah ada keinginan dalam diri saya yang selalu membimbing saya
untuk selalu bersedekah tiap kali menerima gaji pada awal bulan. Waktu itu saya
selalu menyisihkan 10% dari gaji saya di awal bulan dan saya transfer ke
rekening yayasan panti asuhan. Ada perasaan bahagia menyelimuti tiap kali saya
bersedekah walaupun Cuma lewat transfer
ATM. Entah darimana asalnya, doa saya mulai terjawab. Allah mengirimkan kepada
saya seorang wanita yang juga menyatakan ingin segera menikah. Akhirnya gayung
pun bersambut setelah kurang lebih tujuh bulan saling mengenal akhirnya kami
memantapkan diri untuk memasuki jenjang pernikahan.
Bisa bersatu dengan keluarga gara-gara sedekah
Pengalaman
sedekah kali ini adalah yang terhebat buat saya. Bagaimana tidak? Dengan sedekah
sesuatu hal yang mustahil pun bisa segera terjadi. Seperti kisah saya
sebelumnya, saya adalah seorang perantau yang tinggal jauh dar keluarga. Ketika
sudah menikah pun keadaan tidak jauh berbeda. Kebetulan saya adalah seorang PNS
yang dinas di sebuah kota di kalimantan timur sedangkan istri juga PNS yang
dinas di jakarta. Karena kondisi ini, setelah menikah kami pun terpaksa tinggal
jauh-jauhan. Kadang-kadang sebulan sekali saya menengok istri di jakarta dan
terkadang istri yang datang ke kalimantan. Waktu itu alhamdulillah setelah
sebulan menikah istri saya dinyatakan hamil. Senang sekali rasanya tetapi juga
ada sedikit kecewa mengingat kondisi kami yang jauh-jauhan sehingga istri
terpaksa harus tinggal sendirian di jakarta dalam keadaan hamil. Waktu itu saya
berpikir keras bagaimana caranya agar saya bisa pindah ke jakarta. Rekan kerja
saya waktu itu pada pesimis saya bisa mutasi ke jakarta mengingat masa bakti
saya baru 2 tahun, sedangkan banyak senior saya yang sudah puluhan tahun di
kalimantan tetapi masih saja sulit untuk mutasi. Waktu itu kebetulan saya sudah
mengenal dan mempelajari tentang ilmu sedekah. Banyak buku-buku tentang sedekah
yang saya koleksi diantaranya adalah 7 keajaiban rejeki karya Ippho Santosa
yang banyak mengupas otak kanan dan disitu diterangkan tentang dahsyatnya
sedekah, juga ada beberapa buku karya Ustadz Yusuf Mansur yang berjudul Kun
Fayakun 2 dimana dikisahkan beberapa kisah keajaiban sedekah. Bahkan kata-kata
yang sangat menginspirasi dan memotivasi saya dari kedua buku itu adalah jika
anda sedekah jor-joran maka balasannya pun akan membuat kita terbelalak. Saya pun
mulia tertantang, saya niatkan untuk sedekah dengan nominal yang agak besar
setiap kali mendapat gaji ataupun uang proyek. Saya juga mengajak istri untuk
melakukan hal yang sama. Setelah beberapa bulan melakukan amalan sedekah
diatas, tanpa disangka sangka SK mutasi saya pun langsung keluar. Ini benar-benar
surprise bagi saya, bahkan banyak teman-teman kerja saya yang tidak percaya
dengan kejadian ini. Dalam hati saya berkata balasan sedekah dari Allah
benar-benar tunai. Dan lebih dahsyat lagi SK mutasi saya keluar seminggu
sebelum kelahiran anak kami, jadi saya punya waktu untuk menunggui persalinan
istri. Alhamdulillaahirrobbil a’lamiin.
Bisa punya rumah gara-gara sedekah.
Pengalaman
sedekah kali ini tidak kalah serunya. Setelah bisa mutasi ke jakarta, saya
masih tinggal di kontrakan bersama istri dan anak yang baru lahir. Namanya juga
manusia, setelah doanya terkabul maka doa lain pun segera menyusul. Setelah hajat
mutasi ke jakarta terkabul, kini doa saya adalah segera punya rumah sendiri. Dalam
setiap doa selalu saya panjatkan dan tidak lupa disertai dengan amalan sedekah.
Ya sedekah sudah menjadi andalan saya untuk membeli hajat saya. Bahkan ustadz
yusuf mansur menyarankan bila kita punya hajat maka bersedekahlah minimal 10%
dari nilai hajat kita, misalnya jika kita ingin segera sembuh dari penyakit
maka bersedekahlah 10% dari obat penyakit kita. Saran tersebut selalu saya
pegang, jika motivasi saya dalam bersedekah mulai kendor saya coba untuk
membaca buku-buku tentang sedekah atau artikel-artikel apapun di internet yang
memotivasi saya untuk terus bersedekah. Alhamdulilillah Allahu Akbar belum
genap setahun saya pindah ke jawa, Allah sudah memberikan rumah terbaik buat
saya dan keluarga. Walaupun masih mencicil akhirnya saya bisa punya rumah
sendiri, dan saya sangat yakin saya bisa segera melunasi KPR saya dengan amalan
ilmu sedekah yang luar biasa ini.