Showing posts with label kekuatan pikiran. Show all posts
Showing posts with label kekuatan pikiran. Show all posts

Tuesday, July 10, 2012

Faktor - faktor penyebab pikiran negatif


Faktor-faktor penyebab pikiran negatif dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh pada pikiran negatif hingga menjauhkan kita dari harapan yang diinginkan dan membuat kita menghadapai berbagai macam masalah. Pengetahuan kita tentang faktor-faktor ini akan memperluas cakrawala pandangan dan membantu kita mempersenjatai diri dengan ilmu pengetahuan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1.     Jauh dari Sang Pencipta
Kehidupan material, persaingan yang ketat dan perubahan cepat yang terjadi dalam kehidupan ini membuat banyak orang hanyut terbawa arus hingga menjauh dari Allah. Pernahkah anda mengenal seseorang yang kehidupannya bagaikan mata rantai penderitaan? Keluar dari masalah dan masuk ke masalah lain? Jika jawaban anda,”Ya”, tahukah anda penyebab utama hal itu terjadi padanya? Penyebabnya adalah karena Ia jauh dari Allah.

2. Program terdahulu
Pernahkah anda mendengar cerita : ada orang yang hendak mengendarai mobilnya. Semua sudah dilakukan seperti biasanya, tapi mobil tetap tidak bergerak dari tempatnya. Ia injak pedal gas lebih dalam, dan mobil tetap tidak bergerak. Apa yang terjadi? Ternyata rem tangan tetap dalam kondisi terkunci. Program terdahulu yang negatif sama halnya dengan rem mobil tersebut. Setiap kali anda berusaha untuk bergerak maju, ia akan menyeret anda ke belakang atau tetap diam di tempat.

3. Tidak ada tujuan yang jelas
Tidak adanya tujuan yang jelas dalam kehidupan seseorang membuatnya tidak memaksimalkan kemampuan yang dianugerahkan Allah. Jika demikian, hidupnya menjadi sia-sia, dihantui rasa takut, dan cemas menghadapi masa depan. Orang yang tidak mempunyai tujuan yang jelas bagaikan berjalan di tengah kegelapan. Hidupnya hambar, kehilangan semangat, kepribadiannya menjadi lemah. Ia akan mudah dipengaruhi hal-hal negatif dan diombang-ambingkan kehidupan.

4. Rutinitas yang negatif
Pernahkah anda mendengar seseorang yang mengeluhkan rutinitas hidupnya? Pernahkah anda sendiri merasa rutinitas anda tidak menyenangkan? Rutinitas negatif yang dimaksud adalah melakukan hal yang sama dengan cara yang sama sepanjang waktu tanpa perubahan. Contoh : bangun tidur, minum kopi, sarapan lalu berangkat kerja. aktivitas ini selalu dilakukan setiap hari. Begitu pula setelah pulang dari kerja, ia melakukan hal yang sama. Begitulah ia berkutat dengan rutinitas tersebut hingga hidupnya terasa tak bermakna.

5.  Pengaruh internal
Tantangan terbesar dalam hidup manusia adalah dirinya sendiri. Tantangan ini tidak datang dari luar, tapi bersumber dari dalam diri. Tantangan yang paling besar adalah kemampuan menerima diri sendiri apa adanya. Inilah faktor utama yang menyebabkan penderitaan yang dirasakan oleh manusia.

6.  Pengaruh eksternal
Pengaruh eksternal seringkali menjadi penyebab utama tergadainya mimpi indah kita. Selain itu, pengaruh ekternal menyebabkan lahirnya pikiran negatif yang melahirkan berbagai macam penyakit, baik kejiwaan atau fisik. Sangat mungkin anda akan dipengaruhi oleh seorang perokok agar menjadi perokok seperti dia, menjadi penenggak minuman keras, menelantarkan cita-cita anda, atau meninggalkan istri anda. Karena itu, waspadalah bahwa pengaruh eksternal dapat menjadi pemicu pikiran negatif.

7. Kehidupan masa lalu
Sebagian besar masalah yang dihadapi manusia bersumber pada masa lalu dan masa depan. Keduanya tidak berwujud. Masa lalu sudah berakhir, jika dapat memetik pelajaran darinya anda akan pandai menyikapi kehidupan. Jika tidak, anda akan terpenjara oleh pikiran negatif yang ada dalam ingatan.

8. Konsentrasi yang negatif
Konsentrasi yang negatif akan melahirkan pikiran yang negatif. Pada gilirannya, pikiran ini akan membuat seseorang memusatkan perhatian pada rintngan dan melupakan hal-hal positif  yang ada di dalamnya. Ketika konsentrasi itu dilakukan berkali-kali maka akan menjadi keyakinan yang melahirkan masalah yang tak berujung.

9. Semangat yang lemah
Sejatinya kondisi semangat yang lemah menimbulkan masalah bagi seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Ketika seseorang merasa semangatnya melemah, ia mencari pelarian dari keadaan ini. Bisa dengan menonton televisi selama berjam-jam, makan meski tidak lapar, merokok, menenggak minuman keras, atau mengonsumsi narkoba. kondisi ini bisa menjadi penyebab utama hilangnya berbagai kesempatan dan dapat memicu konflik. Ciri-ciri orang yang bersemangat lemah : raut wajahnya kusut, konsentrasinya negatif, perilakunya negatif, emosional, banyak diam, tertutup dan suka menyendiri.

10. Persahabatan yang tidak baik
Persahabatan yang tidak baik menyebabkan kita berkonsentrasi pada hal-hal negatif. Akal pun membukakan file-file negatif hingga menghasilkan sesuatu yng serupa dengannya. Pepatah arab mengatakan, "teman duduk seseorang menggambarkan dirinya”.

11. Media informasi
Dewasa ini media informasi memegang peranan penting dalam membentuk karakter, kepribadian dan pikiran seseorang. Televisi misalnya, kita lihat tayangan televisi berupa tarian erotis yang mengumbar syahwat yang menjerumuskan sebagian besar remaja kedalam zina. Berita-berita di televisi kebanyakan menggunakan bahasa negatif  dan membuat masyarakat yang menyaksikan merasa pesimis. Selain itu, televisi mempengaruhi dan menakut-nakuti masyarakat. Sajian musik dan iklan yang sangat memengaruhi masyarakat dan mendatangkan kehidupan yang ironis.

setelah mengetahui faktor-faktor penyebab pikiran negatif diatas, kita harus senantiasa menjaga pikiran kita agar terhindar dari pikiran negatif. Karena pikiran akan menentukan kebahagiaan.

Sunday, July 8, 2012

Jauhilah Pikiran negatif


Sejatinya pikiran negatif lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan. Ia merangkai hidup ini menjadi mata rantai penderitaan, perasaan negatif, perilaku negatif, dan hasil yang negatif seperti sakit jiwa, sakit fisik, kesepian dan ketakutan. Ini seperti gigitan ular; sangat menyakitkan tetapi tidak menyebabkan kematian. Yang menyebabkan kematian adalah racun yang mengalir mengikuti peredaran darah. Begitu halnya dengan pikiran negatif, ia hanya bisikan yang muncul dalam diri seseorang. Yang membahayakan adalah pengulangan dan penumpukan pikiran dalam memori hingga  menjadi kebiasaan yang dilakukan seseorang dalam hidupnya. Itulah kenapa penderitaannya tiada berakhir.

Pikiran negatif mencari dan memikirkan hal-hal negatif yang terjadi di masa lalu, kemudian menimbulkan rasa cemas dan menumbuhkan rasa takut menghadapi masa depan. Jika sudah demikian, hidup akan diwarnai perasaan dan keyakinan negatif hingga menimbulkan berbagai masalah. Dan orang yang memiliki pikiran negatif akan memiliki kekuatan imajinasi untuk masuk kedalam berbagai hal negatif kendati berhadapan dengan sesuatu hal yang positif. Apakah anda mengenal orang yang memiliki pola pikir seperti ini? Sejatinya kita semua pernah pikiran negatif. Dalam kondisi seperti ini, sebagian orang mengubahnya dengan bertawakal kepada Allah. Dan dari Dialah ia mendapatkan jalan keluar. Ada sebagian orang yang membiarkan pikiran negatif itu berkembang. Akibatnya, anda akan melihat sebagian besar hidupnya berisikan penderitaan dan kesulitan. Jika mendapatkan kebahagiaan, orang seperti ini justru mencurigainya. Maka kemudian malah mucul masalah baru.

Pikiran negatif adalah candu.

Pada dasarnya, kecanduan adalah dampak dari jiwa yang labil dan negatif hingga mendorong orang berusaha menghindar darinya. Maka, ia pun menuju sesuatu yang dianggap sebagai solusi. Ia memulai dengan langkah pertama, kemudian mengulanginya hingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini digunakan untuk lari dari berbagai masalah. Dengan kebiasaan seperti ini, ia merasa bahagia. Padahal, tanpa disadari ia telah terjerumus dalam kondisi yang lebih berbahaya. Semua jenis kecanduan pada rokok, narkoba, minuman keras, seks, televisi dan sebagainya, berakar pada pikiran yang labil atau negatif.

Pikiran negatif pun memiliki kecenderungan yang sama dengan kecanduan. Pada awalnya hanya berpikir, lalu dilakukan berulang-ulang hingga menjadi bagian dari perilaku. Karena perilaku mendatangkan dampak dan dibentuk oleh pikiran dasar maka pikiran negatif yang berkelanjutan akan menghasilkan perilaku negatif yang berkelanjutan. Inilah yang disebut candu. Pikiran negatif tidak hanya menyebabkan candu, tetapi ia sendiri adalah candu yang harus diatasi.

Thursday, June 21, 2012

Kekuatan Doa


Kekuatan doa bagi manusia sebagai mahluk tuhan adalah sangat dahsyat. Doa menjadi jalan yang menghubungkan antara manusia dengan tuhannya. Melalui doa inilah manusia dapat menyampaikan segala impian, harapan dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha mengabulkan doa. Dalam kitab suci ditulis, “Apabila Hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah Aku adalah dekat, Aku mengabulkan doa setiap hamba apabila Ia berdoa kepada-Ku”. Dari ayat tersebut jelas bahwa setiap doa pasti dikabulkan dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kekuatan doa dan Hukum tarik menarik (LOA)

Doa erat kaitannya dengan prasangka kita kepada-Nya. Semakin yakin kita pada dikabulkan doa maka kemungkinan terwujudnya doa akan semakin besar. Bukankah Tuhan itu mengikuti setiap persangkaan Hamba-Nya. Dalam hal ini, doa erat kaitannya dengan keyakinan atau pikiran kita, atau dengan kata lain apa yang kita pikirkan itulah yang semesta berikan. Doa , keyakinan dan pikiran adalah saling terkait dan mengikuti kaidah hukum tarik menarik atau Law Of Attraction (LOA), dimana keduanya saling menguatkan. Jadi, dengan mematuhi hukum tarik menarik antara keyakinan akan dikabulkan doa dan pikiran yang positif maka semua harapan, mimpi dan cita-cita akan lebih terwujud sehingga kekuatan doa akan lebih dahsyat.



Kekuatan doa dan ridha orang tua
Selain yakin dikabulkan dan pikiran yang positif dalam hukum LOA, faktor lain yang mempengaruhi kekuatan doa adalah ridha orang tua. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa, “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua”. Dengan berbakti kepada orang tua dan mendapat ridha darinya maka akan menguak langit dan memanggil rezeki. Dengan menggabungkan doa kita dan doa orang tua maka kekuatan doa kita akan semakin kuat dan lebih cepat terwujud. Jadi, supaya doa dan mimpi kita menjadi kenyataan maka mintalah doa kepada orang tua kita atau bahkan mintalah orang tua menyebutkan mimpi kita dalam doa mereka dan awalilah dengan meminta maaf (ulang) kepada orang tua, insya allah dengan cara ini doa kita akan cepat dikabulkan.

Tuesday, June 12, 2012

Organisasi dan arsitektur pikiran


Organisasi dan Arsitektur pikiran sebenarnya mirip dengan seperangkat komputer. Sama seperti komputer, arsitektur pikiran terdiri atas file-file yang disimpan dalam folder-folder. Ketika lahir, bayi itu bersih dan putih seperti kertas. Orang tuanyalah yang berperan dalam selembar kertas itu. Orang tua mulai mengajaknya dengan   ekspresi wajah dan gerakan tubuh secara berulang-ulang sampai si buah hati bisa mengucapkan kata-kata. Seiring waktu berjalan, Ia mulai tumbuh besar dan memiliki pengetahuan sederhana tentang yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Pengetahuan ini memberinya pengertian tentang apa yang Ia tangkap dan memberikan kata tertentu yang menggambarkan pengertian itu. Disinilah akal mulai membuka file-file kognitif bagi pengertian ini. Setiap kali mengetahui pengertian lain dari sebuah kata, terbentuklah file tersendiri untuk pengertian tersebut. Tiap-tiap file secara khusus memuat pengertian tertentu. Maka, ketika seorang anak mendapatkan pengalaman dalam pengertian tertentu, akalnya akan merekam pengalaman itu dalam file khusus.


Sebagai contoh, file untuk cinta. Setiap kali anak menemukan sesuatu yang berarti cinta, akalnya akan merekam sesuatu itu dalam file cinta. Contoh lain adalah file marah. Seorang anak akan merekam seluruh pengalaman marah yang terjadi dalam hidupnya dalam file marah. Begitulah akal terus melakukan proses membuka file dan menyimpan berbagai pengalaman ke dalam file-file yang sesuai dengan pengertian pengalaman yang ditemui seseorang . Dengan demikian, terbentuklah file kasih sayang, file toleransi, file ceria, file harga diri, file kehilangan, file citra diri, file percaya diri, file kebahagiaan, file kesengsaraan, file kesabaran dan lain-lain.


Ketika seseorang takut pada sesuatu, terbukalah file rasa takut di dalam otaknya. Setiap kali menghadapi rasa takut, baik sekedar memikirkannya atau membayangkannya, persepsinya akan meningkat dan rasa takut dalam file semakin menumpuk. Ada orang yang mencoba mengatasi rasa cemas, takut, gugup, kesepian dnn sebagainya dengan mengonsumsi obat. Padahal, obat-obatan itu tidak bisa mengubah file yang tersimpan dalam akal bawah sadarnya. Jadi, cara terbaik untuk mengatasi perasaan takut, cemas, gugup dan sebagainya adalah dengan memulai dari dalam. Sekuat apapun bantuan dari luar tidak akan efektif, kecuali kitalah yang menolong diri kita sendiri.



Monday, June 11, 2012

Hal-hal yang berpengaruh pada Cara Berpikir Seseorang


Proses cara berpikir adalah hal simple dan membutuhkan waktu beberapa detik saja. Namun, cara berpikir seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor dan mempunyai proses yang panjang. Faktor-faktor dan proses itu memberi kekuatan luar biasa pada cara berpkir dan referensi bagi akal entah disadari atau tidak.


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cara berpikir seseorang adalah :

1. Faktor Orang Tua

awal mula seorang bayi lahir ke dunia, orang yang pertama kali ditemui adalah orang tuanya. Dari orangtua kita belajar tentang kata-kata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, perilaku, norma, keyakinan dan agama, prinsip hidup serta nilai-nilai. Ini merupakan proses berpikir yang pertama di dunia. Oleh karena itu, orang tua memegang peranan penting dalam membentuk proses berpikir seseorang. Proses ini kemudian mengakar dan mendarah daging dan menjadi referensi utama dalam bergaul dan berinteraksi dengan dunia luar.


2. Faktor Keluarga

Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan cara berpikir seseorang setelah Orang tua. Dari keluarga yang terdiri atas : saudara laki-laki, saudara perempuan, kakek, nenek, paman, bibi dan lainnya inilah kita menangkap informasi baru dan menggabungkannya dengan informasi yang telah ada. Dengan demikian, keluarga memiliki peranan penting dalam membentuk cara berpikir seseorang setelah orang tua.


3. Faktor Masyarakat

Setelah orang tua, keluarga kemudian masyarakat di sekitar lingkungan kita lah yang membentuk cara berpikir. Masyarakat adalah orang-orang yang berinteraksi dengan kita : tetangga, penjual bakso, teman bermain, tukang sayur dan semua orang di sekitar tempat tinggal kita. Dari masyarakat inilah, kita mengikat informasi dan belajar nilai-nilai dan disatukan dengan informasi yang sudah tersimpan sebelumnya. Dengan begitu, proses cara berpikir semakin kuat.


4. Faktor Sekolah

Setelah orangtua, keluarga, masyarakat maka hal berikutnya yang mempengaruhi cara berpikir adalah sekolah. Menjelang dewasa, seorang anak akan menghabiskan banyak waktu di sekolah, bergaul dengan teman sekolah, menyerap banyak informasi dan pembelajaran dari seorang guru. Maka, seseorang akan mudah meniru apa yang ada di sekolah baik yang positif maupun yang negatif. Semua itu memperkaya proses pembentukan pola pikir yang sudah ada sehingga semakin kuat di bawah alam sadar.


5. Faktor Teman

Faktor teman adalah paling penting setelah orang tua. Berteman adalah proses aktualisasi diri karena kita sendiri yang menetukan dengan siapa berteman tanpa ada paksaan. Teman memegang peranan penting dalam cara berpikir, karena sangat mungkin seseorang meniru hal posisitf naupun hal negatif dari seorang teman. Semua itu akan mempengaruhi proses pembentukan pikiran seseorang.


6. Faktor Media Informasi

Dewasa ini, perkembangan arus informasi sangat cepat dan tidak terbendung lagi. Televisi dan Internet adalah trend anak muda masa kini, bisa dikatakan anak muda jaman sekarang tidak akan bisa lepas dari dua hal tersebut. Dari internet dan televisi kita bisa memperoleh banyak hal dan informasi baik yang positif maupun negatif seperti peperangan, poronografi dan pornoaksi, pelanggaran tata nilai. Meskipun banyak juga hal positif yang bisa kita ambil dari televisi dan internet. Hal-hal seperti ini memberikan banyak informasi dan memperkaya proses pembentukan cara berpikir seseorang.


7. Faktor Internal (diri sendiri)

Hal-hal diatas yang mempengaruhi proses pembentukan pikiran seseorang adalah sumber eksternal. Sumber eksternal ini memberika prinsip dan keyakinan yang kuat, selanjutnya tergantung dari diri kita sendiri dalam menyikapinya, kita lebih condong yang mana : hal positif atau hal negatif. Inilah yang disebut faktor internal  yang berasal dari di sendiri. Akal akan menggabungkan sikap baru itu dengan data-data sebelumnya (sumber eksternal) sehingga terbentuklah cara berpikir seseorang.


Kekuatan Pikiran

Kekuatan Pikiran memiliki pengaruh pada kepribadian dan kehidupan seseorang. Kekuatan inilah yang akan menentukan seseorang gagal atau sukses, juga bahagia atau sengsara. Meskipun tampak sederhana dan lemah, kekuatan pikiran itu lebih dalam, lebih tajam bahkan mempunyai kekuataan luar biasa yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Pikiran menjadi titik tolak bagi tujuan dan mimpi-mimpi. Pikiran menjadi referensi rasional dalam eksperimentasi, perjalanan hidup, pemaknaan serta cara memahami kebahagiaan dan kesengsaraan. Pikiran bisa menjadi penyebab penyakit fisik dan kejiwaan. Pikiran bahagia membuat kita bahagia dan pikiran sengsara membuat kita sengsara. Pikiran berani membuat kita berani dan pikiran takut membuat kita takut. Seorang filosofi pernah berkata, " Dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri.

Disadari atau tidak, kekuatan pikiran memiliki dampak yang begitu kuat dalam kehidupan seseorang. Pada kenyataannya, kita menjadi seperti apa sekarang ini adalah karena pikiran kemarin. Esok atau lusa kita akan menjadi sesuatu seperti apa yang kita pikirkan hari ini. Seorang sukses berkata, "Jika anda ingin sukses, maka pelajarilah kesuksesan itu dan berpikirlah seperti orang-orang sukses. Jika anda ingin bahagia, pelajarilah kebahagiaan dan berpikirlah seperti orang-orang bahagia". Ingat, pikiran adalah hasil pilihan kita sendiri. Sebelum kita memilih pikiran tertentu, maka pertimbangkanlah baik-baik. Jika pikiran tertentu itu memiliki dampak positif, mantapkanlah hingga Ia menjadi pengontrol perbuatan kita secara konsisten. Dan jika pikiran itu memiliki dampak negatif kedepannya, maka segera enyahkan dan buang jauh-jauh pikiran tersebut. Itulah letak kekuatan pikiran.

Setiap hari, manusia menghadapi lebih dari 60.000 pikiran. Satu-satunya yang dibutuhkan sejumlah besar pikiran ini adalah pengarahan. Jika arah yang ditentukan bersifat positif, maka sekitar 60.000 pikiran akan keluar dari memory ke arah positif. Sebaliknya, jika pengarahannya negatif maka sejumlah pikiran yang sama juga akan keluar dari ruang memori ke arah negatif. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa lebih  dari 80% pikiran manusia bersifat negatif. Penelitian ini memperkuat pernyataan bahwa nafsu manusia cenderung menyuruh pada keburukan. Dengan hitung-hitungan sederhana, 80% dari 60.000 pikiran berarti setiap hari kita memiliki 48.000 pikiran negatif. Semua itu turut mempengaruhi perasaan, perilaku, serta penyakit yang mendera jiwa dan raga. Jika demikian, kita harus extra hati-hati dengan kekuatan pikiran kita.

Ketika kita merasa lapar dan dihadapan kita tersaji tiga menu : makanan rumahan, makanan hotel berbintang lima dan makanan dari keranjang sampah, mana yang akan kita pilih? Tentu ada yang memilih makanan hotel bintang lima dan sebagian mungkin memilih makanan rumahan. Dan tidak seorang pun dari kita akan memilih  makanan dari keranjang sampah, mengapa demikan? karena setiap orang sangat memperhatikan keberlangsungan hidupnya. Tak seorang pun akan memilih sesuatu yang berdampak negatif bagi kelangsungan hidupnya. Begitu juga dengan pikiran, Jika kita benar-benar tidak ingin meletakkan sesuatu yang berbahaya dalam tubuh kita, mengapa kita menghiasi pikiran-pikiran kita dengan hal-hal negatif yang akan berpengaruh buruk pada setiap aspek hidup bahkan kesehatan jiwa dan raga kita. Mengapa kita memberi gizi pikiran kita dari keranjang sampah? Tentu saja hal ini banyak dipengaruhi oleh cara berpikir ka yang bergantung pada proses sebelumnya : orang tua, keluarga, masyarakat, sekolah dan media informasi. Jadi, kita hampir tidak punya pilihan gizi untuk pikiran dan proses perkembangannya. Kini saatnya kita memilih berbagai pikiran seperti halnya kita memilih makanan yang kita santap dan pakaian yang kita kenakan.